Friday, 28 January 2011

BELAJAR MENDIDIK ANAK DARI NABI IBRAHIM


Bagaimana Nabi Ibrahim mendidik putranya :

1. Mencari, membentuk lingkungan yang baik. 
Representasi lingkungan yang shalihah bagi Nabi Ibrahim Baitullah [rumah Allah], dan kalau kita adalah masjid [rumah Allah].  Terdapat nilai lebih jika kita bertempat tinggal dekat dengan masjid atau anak-anak kita lebih sering ke masjid, karena memudahkan mereka mencintai masjid. Bila kita kesulitan menemukan masjid, maka hendaknya kita tetap berusaha mencarikan dan membentuk  lingkungan yang baik bagi putra-putri kita.

2. Mendidik anak agar mendirikan shalat. 
Nabi Ibrahim secara khusus berdoa agar anak keturunannya tetap mendirikan shalat. 
 رَبِّ ٱجۡعَلۡنِى مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِى‌ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلۡ دُعَآءِ  
"Ya Tuhanku, jadikanlah Aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. (QS Ibrahim :40)

Rasulullah saw memberikan arahan tentang keharusan pembelajaran shalat kepada anak, 
 "Suruhlah anak shalat pada usia 7 tahun, dan pukullah bila tidak shalat pada usia 10 tahun". Rasulullah saw membolehkan memukul anak di usia 10 tahun kalau dia tidak melakukan shalat dari pertama kali disuruh di usia 7 tahun. Ini artinya ada masa 3 tahun, orang tua untuk mendidik anak-anaknya untuk shalat. Dan waktu yang cukup untuk melakukan pendidikan shalat

3. Mendidik anak agar disenangi banyak orang. 
Orang senang bergaul dengan anak kita, seperti yang diperintahkan oleh Rasulullah saw: “Berinteraksilah dengan manusia dengan akhlaq yang baik.” [HR. Bukhari]. 

4. Mendidik anak agar dapat menjemput rezki yang Allah telah siapkan bagi setiap orang.
Anak dididik untuk memiliki life skill [keterampilan hidup] dan skill to life [keterampilan untuk hidup]

5. Mendidik anak dengan mempertebal terus keimanan, hingga merasakan kebersamaan dan pengawasan Allah kepada mereka.

6. Mendidik anak agar tetap memperhatikan orang-orang yang berjasa
sekalipun sekedar doa—dan peduli terhadap orang-orang yang beriman yang ada di sekitarnya baik yang ada sekarang maupun yang telah mendahuluinya.

Sumber : Tulisan Bpk Kodar Slamet, Spd.  (http://www.dakwatuna.com/)

No comments:

Post a Comment